Senin, 04 November 2013

Solo macet

awal tahun 2015 hingga satu 20tahun ke depan
saya bisa bayangkan betapa macetnya kota solo

Solo saat ini
berbeda banget dengan saat itu
perubahan tanpa perencanaan
adalah kemajuan tanpa harapan


Minggu, 03 November 2013

Wanita

Bicara soal wanita, berarti seperti berbicara mengenai alam. Alam semesta adalah tempat kita tinggal ini, namum hingga saat ini banyak peneliti yang belum mampu memecahkan rahasia alam semesta ini. Alam yang selalu berubah semuanya, alam yang sulit diprediksi untuk hal yang pasti, alam yang masih banyak menyimpan misteri di dunia ini. Definisi itu mungkin sama jika disandingkan dengan satu kata yang sering kita dengar atau kita sebut yaitu 'wanita'. Wanita adalah makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan untuk menemani/mendampingi pria. Kesempurnaan mereka terletak di banyak hal, seperti sifat dasar kodrati meraka, kecantikan mereka, ketulusan mereka, dan kebaikan mereka.

Seperti halnya alam yang banyak menyimpan misteri, wanita pun saya pikir sama juga seperti alam. wanita susah dipahami dan dimengerti. Seperti yang dikatakan Sudjiwotejo semakin kita mencoba memahami dan mengerti wanita, semakin kelihatan kebodohan kita dalam usaha memahami dan mengerti wanita. Wanita adalah misteri, yang mengetahui wanita adalah wanita itu sendiri. Seberapa paham kita terhadap wanita menandakan dangkalnya pemahaman kita terhadap wanita itu sendiri.

Bagi sebagian pria mungkin merasa dirinya, mampu memahami dan mengerti wanita seutuhnya, apakah itu benar?. Menurut saya, ketika seorang pria merasa bisa memahami dan mengerti wanita hingga wanita itu nurut dengan apa yang diminta seorang pria, itu adalah bagian dari bentuk manipulatif wanita. Bentuk manipulatif ini, adalah usaha wanita dalam mencoba menghargai dan menghormati seorang pria, karena secara kodrati wanita memiliki kedudukan di bawah seorang pria. Kesadaran mereka untuk patuh dan nurut kepada pria, hanya didasarkan pada insting dia sebagai makhluk yang ditakdirkan untuk selalu melayani seorang pria.

Wanita, bagaimana kami bisa memahami dan mengerti apa yang kau harapkan? itu adalah pertanyaanku.  Sejauh ini aku sudah tinggal bersama ibuku selama 27tahun dan dengan adikku selama 25th. Selama ini pun aku merasa belum mampu memahami dan mengerti apa yang ibuk dan adiku harapkan. Setiap hal yang ibuk atau adikku minta terkadang masih sulit ku maknai, bahasa mereka, gestur mereka bahkan belum mampu aku pahami sepenuhnya. Jawaban dari pertanyaan yang mereka lontarkan kadang masih menjadi bumbu-bumbu masalah kecil bagi hubungan kami. Susah memang untuk memahami seorang wanita. Memahami ibuk dan adik atau kakak saja, terkadang kita masih kesusahan. Apalagi mencoba memahami dan mengerti wanita yang tiba-tiba hadir dalam hati kita. Wanita yang notabene bukan siapa-siapa kita, wanita yang baru kenal dalam waktu relatif singkat, wanita yang dibesarkan dengan pola dan budaya yang beda. Ini adalah PR kita bagaimana kita mencoba semampu mungkin untuk memahami mereka.

Ada beberapa tips yang kadang diberikan oleh bebarapa pria yang aku anggap dewasa. Salah satunya adalah bagaimana kita harus memperlakukan dan menghargai wanita dengan sebaik mungkin, memperlakukan dan menghormati seorang wanita sebaik mungkin dan sebagainya. Mencoba untuk memperlakukan ibuk kita dengan baik, bisa jadi salah satu cara bagaimana kita belajar memahami seorang wanita. Wanita satu dan yang lain saya kira sama, mungkin treatment yang harus kita lakukan untuk mencoba memahami mereka tidak jauh beda dengan wanita lainnya. 

Yaa sampe sejauh ini saya masih belajar untuk memahami dan mengerti seorang wanita yang aku idamkan. Aku akan selalu berusaha untuk memahami dan mengerti apa yang dia minta, melakukan hal yang terbaik untuk diri sendiri untuk dia. Semoga apa yang aku lakukan mampu membuat dia, memahami keterbatasanku untuk memahami dan mengerti dia. Mencoba dan terus mencoba, berusaha memperlakukan dia dengan baik, selalu menghormati dan menghargai dia adalah hal yang akan coba ku berikan ke dia dan semoga dia menyukai apa yang aku lakukan.. :)


Kekancan

kekancan adalah kata jadian yang berasal dari kata konco "temen". Kekancan secara morfologis dibentuk dari konfiks ke-an + Konco karena terdapat proses morfofonemik maka vocal [o] dalam kata dasar /konco/ berubah menjadi [a] menjadi kekancan. Kekancan dalam bahasa jawa berarti sifat pertemanan yang lebih mengarah kepersuadaraan yang tidak terdapat pertalian darah. Konsep kekancan pada masyarakat jawa, umumnya di bagi menjadi beberapa macam yang didasarkan dari kerekatan hubungan; pertama, kekancan kentel (konco kentel) kedua, kekancan tipis (konco tipis), ketiga kekancan biasa (konco biasa), dan keempat, kekancan lawas (konco lawas).

Konco kentel atau teman baik adalah jenis perteman yang sudah dijalan sejak kecil atau pertemanan yang dijalin sudah lama, atau pertemanan yang sifatnya senasib sepenanggungan. Biasanya kedua teman ini sudah saling mengerti satu sama lain, sudah tidak ada lagi rahasia di antara keudanya dan sifatnya sampe akhir hayat.

Konco tipis atau temen tipis adalah jenis pertemanan yang dekat namun saat ada kepentingan, landasan pertemanan ini biasanya soal untung dan rugi, butuh dan tidak butuh. Di saat temen sedang jatuh tipe-tipe temen seperti ini menghilang entah kemana, namum ketika kita sedang naik tiba-tiba deket dan mencari keuntungan. Pertemanan ini hanya untuk unsur senang-senang. Ini jenis pertemanan yang payah.

Konco biasa atau teman biasa adalah teman yang hanya sekadar teman, gak terlalu akrab namun masih saling menghormati dan menghargai. Sifat pertemanan ini umumnya tanpa motif atau tendensi, contoh teman biasanya seperti temen-temen kuliah yang beda jurusan yang kalau ketemu sekadar say halo dan saling kenal.

Konco lawas atau temen lama adalah teman yang berasal dari masa lalu kita, bisa jadi temen sd, smp, sma. Tipe-tipe temen ini kadang meresahkan, karena bisa jadi mereka tiba-tiba datang dengan motif yang tidak baik, misalnya pinjem hutang atau biasanya ngajak bisnis bareng namum pada umumnya tidak bermaksud baik. Namanya juga temen lama, jadi kadang kita tidak tahu sepak terjang dia selama ini, entah dia orang baik atau tidak. Bicara yang sopan dan bercerita tentang masa lalu kemudian bla..bla..bla unjung-ujungnya ada maunya. Untuk tipe ini anda perlu waspada.

Berbicara tentang kekancan atau konco memang tidak ada habisnya. Baru-baru ini aku sedang mengamati beberapa sifat temen yang bener-bener temen. Minggu lalu ada salah satu teman saya yang sedang sakit, karena aku menganggap dia sebagai konco kentel maka aq berusaha meluangkan banyak waktu untuk menemani dia di rumah sakit. Dia adalah temen dari satu jurusan kuliahku di s2, dia adalah orang yang sering aku ajak maen dan tempat curhat jika aq ada masalah dengan cwe yang aku sukai. Kedekatan ini, menjadi alasanku mengapa dia menjadi salah satu temen baikku, berteman tulus dan tanpa motif adalah dasar kami.

Ketika dia sakit, aku memang meluangkan banyak waktu untuk menemani dia karena dia tidak ada keluarga di jogja dan kebetulan aku juga ada banyak waktu senggang. Mungkin hal yang kulakukan ini termasuk dalam kekancan sing kentel. hehe

Jumat, 01 November 2013

Perpustakaan UNS

Beberapa hari yang lalu, kebetulan saya bermain ke kampus UNS, kampus hijau yang bener-bener hijau. Sekian lama ga berkunjung ke kampus UNS khususnya di FSSR rasa kangen pun sangat terasa, mengenang masa-masa kuliah s1 yang masih lugu, polos, dan bodoh. hihi Sekitar 2-3 jam saya menghabiskan waktu di sana sembari mengantar adikku putri yang sekarang jadi mahasiswa S2 di kampus ISI Solo. Senang dan lega rasanya bisa bermain dan bertemu beberapa dosen dan karyawan, semuanya membuat kenanganku terhadap fakultas sastra semakin lekat.

Perpustakaan adalah salah satu tempat favoritku saat kuliah dulu, bukannya membaca atau mencari buku referensi tetapi hanya untuk menghabiskan waktu untuk membaca beberapa koran langganan perpustakaan seperti kompas, sindo, solopos, dan jawapos. Perbaikan sistem dan kenyamaan perpus pun semakin baik, antusiasme mahasiswa sekarang untuk belajar atau datangpun keliatannya meningkat beda pada jaman ku saat itu, mungkin karena ada fasilitas internet gratis yang bisa diakses membuat perpustakaan sedikit tambah rame.

Melanjutkan mengenang jalur sutra, saya kemudian makan di kantin mbok jum. Tidak ada sesuatu yang berbeda dengan kantin itu, semua tampak masih sama mulai dari menu makanan, harga makanan, dan tempatnya namum yang sedikit berbeda adalah orang yang makan. Dulu saat era tahun 2004an kantin itu dikuasai anak-anak seni rupa yang gaya pakaian dan gaya rambutnya kotor dan jorok. Kesan kantin yang sangar sangat terasa waktu itu, beberapa senior saya memang sangar-sangar dengan segala atribut anak seni rupanya, namun belakangan di era 2006an semuanya berubah seiring dengan citra anak gaul yang trend dikalangan anak dkv yaitu dengan pakain distro dan casualnya. Memang terlihat lebih keren dan rapi namum menurut sudut pandang saya, ada sesuatu yang hilang dari karakter anak seni rupa, mereka mulai menggeser style pakaian dan konsep mereka mengenai anak seni. Tapi ga masalah yang penting mereka masih punya jiwa seni dan kebebasan meski pola kehidupan mereka sudah beda dengan kakak-kayak tingkatnya.

Dari kantin kemudian saya lanjut ke Perpustakaan Pusat UNS. Perpustakaan ini terletak tidak jauh dari fakultasku. Di perpus ini menawarkan buku-buku atau litelatur yang sedikit lebih komplit dari perpus fakultas. Selama proses pengerjaan skripsi sering sekali saya berkunjung ke sana dengan temen-temen seperti suharna, joko, dan andika siwi. Di perpus ini sebenarnya kami hanya nongkrong dan minum-minum sekali lagi fungsi perpus bergesar menjadi tempat nongkrong. hihi 

Setelah mendengar UNS termasuk dalam 10 besar Universitas Terbaik di Indonesia dan katanya mempunyai komitmen menuju World Class University seharusnya Universitas ini peduli dengan kondisi perpustakaannya. Tidak jauh berbeda dengan apa yang saya alami dulu, perpus ini tetap tidak menawarkan buku yang komplit bagi mahasiswanya, perubahan yang signifikan hanya terdapat pada peletakan meja-meja baca dan penambahan tempat-tempat diskusi itu semua tidak terlepas dari adanya jaringan wifi yang membuat banyak mahasiswa berselanjar didunia maya hanya untuk facebookan. Kesan kotor dan tidak terurus masih saja ada di perpustakaan UNS ini, yang makin hari malah semakin memprihatinkan. Kondisi toilet yang kotor, air yang tidak ada membuat toilet-toilet di perpustakaan UNS seperti tempat buat Uji Nyali. Dari sini saya mau bertanya, mau menuju ke arah world class university versi apa? wong kondisi perpustakaannya aja ga nyaman, bagaimana mahasiswa bisa krasan atau mau ke perpus klo toiletnya suasananya mengerikan. 

Bukan berarti saya tidak bangga dengan almamater saya, tapi hal ini memang benar-benar terjadi. Harapan saya adalah mari berbenah dari hal-hal yang kecil jangan pernah mempunyai visi dan misi yang terlalu jauh dan besar kalau hal-hal yang kecil aja belum menjadi baik. Pak Rektor monggo bludusan ten perpustakaan pusat, nopo panjenengan mboten isin menawi kondisi perpus dan toilet nipun kadus makaten. Salam maju pak...