Selasa, 25 Juli 2017

Sisi Menarik Berwirausaha

Halo semoga tulisan yang saya share bermanfaat.

Petualangan saya menjadi seorang wirausaha bermula di tahun 2011-2012. Selepas menimba ilmu ( resign bekerja) di sebuah kampus LPK perhotelan di Solo, saya mencoba untuk berjualan mulai dari jam tangan hingga ke batik. di Akhir tahun 2011 bulan september saya mulai jualan online jam tangan, berbekal hobi mengenakan jam tangan saya mulai menjaul jam tangan KW yang saya ambil di Jogjakarta. Penjualan jam tangan pada waktu itu lumayan tapi setelah saya kehilangan kontak supplier kemudian jualan jam tangan itu pun berhenti.

Awal tahun 2012 saya kemudian mencoba jualan batik. Berbekal sedikit ilmu yang ditularkan oleh adik, saya mencoba ikut jualan batik dari mulai online hingga saya harus membawa barang dagangan saya ke kampus UGM. Tanpa rasa malu saya membuka dagangan saya selepas kuliah tp sayang dari apa yang saya lakukan sepertinya respon dari teman tidak terlalu baik mungkin karena jogja juga sentra batik dan ditambah product knowledge yang kurang baik. 

Lepas jualan batik di akhir-akhir semester saya mencoba kembali untuk berjualan jam tangan second alhamulilah penjualan lancar tapi seiring berjalannya waktu makin sedikitnya koleksi jam karena kalah dalam berburu, jualan jam tangan pun harus saya tinggalkan. Di sisi lain semakin banyaknya penjual yang jualan jam tangan di media sosial membuat kompetisi semakin berat. Alhasil jualan berhenti.

Akhirnya saya berpaling ke jualan sepatu dengan merk warrior, bermula dari iseng-iseng mencari kenangan masa smp akhirnya nemu brand tersebut di salah satul toko sepatu di jogja. Beli satu kemudian saya jual lagi dengan untung 20rb lumayan buat ongkos bensin dan makan. Dari situ lambat laun semakin menarik, banyak orang yang minat ketika saya posting sepatu itu di OLX. Permintaan sepatu lumayan tapi satu sisi stok toko habis dan tidak ada lagi akhirnya bingung harus mencari kemana. Melihat kondisi itu, saya mencoba untuk mencari merk warrior ke seluruh toko di jogja dan hasilnya nihil. Tidak menyerah saya akhirnya nyari di kota Solo dan alhamdulilah ketemu dan penjualan pun berjalan hingga pada titik dimana saya sudah bisa membeli sebanyak 2 lusin (ah itu prestasi terbesar dari perjalan ini) dari uang sendiri *karena usaha memang tidak didukung orang tua, pengennya si anak jadi dosen tp alhamulilah sekarang usaha dan jadi dosen terbang.

Saat mulai berani ambil stok masalah muncul lagi, karena yang laku cuma size 39-43 dan size 37-38 tidak laku atau mati ukuran. Hingga berminggu-minggu akhirnya baru laku dan itu untungnya. Berjalan ke depan ada titik dimana saya dalam sebelum hanya laku 2pcs dengan untuk 35rb karena pembeli minta diskon. Situasi itu ada di bulan maret 2016 rasanya pengen nyerah dan udah beberapa kali menghubungi teman untuk minta kerjaan. Namun, dengan kesabaran situasi itu berubah di bulan april penjualan meningkat seiring dengan reseller pertama mas badrun dari banten. Dari hasil penjualan mas badrun saya mulai berani ambil stok dari 2 ke 6 lusin hingga saat ini bisa ambil 20 lusin. 

Berbekal media sosial saya membranding kembali brand tersebut, butuh waktu relatif lama hingga brand tersebut sekarang berada di titik puncaknya. Dari dulu hanya saya yang jaulan sepatu warrior di media sosial dan olx sekarang semuanya jualan dengan barang dan merk yang sama. Mungkin ini lah yang saya panen brand tersebut mulai bangkit dari akar dan tumbuh berkembang dengan cepat. Namun, berkembangnya brand ini juga membawa dampak negatif juga bagi saya, bagai boomberang yang tiba-tiba menyerang ke arah saya. Kompetitor yang tidak ikut menanam sudah mulai ikut memanen buahnya dan akhirnya persaingan itupun terjadi pada saat ini (awal 2017). Keadaan ini sudah saya prediksi sebelumnya dan saya sudah menyiapkan strategi lain untuk bersaing. Dinamis, kreatif, dan oppurtunis itulah hakikat pengusaha. Perang warrior sudah dimulai siapa yang bertahan dia yang menang dan siapa yang punya modal dia yang belum tentu menang. Selamat jalan sepatu warrior sparta.

Selasa, 04 Juli 2017

lulus kuliah pilih kerja atau usaha mandiri

Halo semoga tulisan ini bermanfaat,.

Setelah lulus kuliah kita trus kemana? kerja, buka usaha mandiri, atau kuliah lagi. Mungkin itu pemikiran yang sering ada dalam benak adik-adik para sarjana baru setelah diwisuda. Tentunya pemikiran itu wajar dan alhamdulilah masih kepikiran mau apa setelah lulus kuliah daripada menjawab aku bingung mau apa setelah lulus nanti. Berdasarkan pengalaman pribadi, setelah lulus kuliah saya sempat memutuskan untuk mengambil studi lanjut dan saya kebetulan waktu itu mengikuti seleksi dan alhamdulilah diterima kuliah lagi di salah satu kampus negeri ternama di kota Solo. Tapi pada saat yang bersamaan, waktu itu saya juga diterima bekerja di salah satu lembaga pendidikan perhotelan ternama di Solo dan akhirnya dengan pertimbangan dan berkonsultasi dengan Alm. Prof. Kunardi saya memutuskan untuk bekerja. Mengutip pendapat beliau "kuliah itu bisa kapan saja tapi kesempatan dapat berkerja kadang tidak datang 2kali. Akhirnya dari saran beliau saya memutuskan untuk bekerja dulu selama 1,5tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambil pengunduran diri.

Kalau ditarik dari belakang, memang secara kebetulan saya cuma butuh waktu 3 bulan setelah wisuda sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan. Dari 2 lamaran yang saya kirim kebetulan saya keterima satu di lembaga pendidikan IHS Solo. Padahal saat itu, seminggu sebelum pengumuman keterima kerja saya ditawari langsung bekerja tanpa ada proses melamar dan interview di salah satu provider terkemuka di Indonesia sebagai marketing karena kebetulan waktu itu saya dan teman membuat kegiatan untuk reuni SMA kami dan mau tidak mau harus berhubungan dengan industri untuk mencari sponsor. Entah kenapa saya menolak tawaran itu karena waktu itu saya terlalu yakin kalau pasti diterima di lembaga pendidikan tersebut, sampai akhirnya 1 minggu berikutnya saya dinyatakan diterima bekerja. Apa sih manfaat bekerja bagi para sarjana baru? Bekerja itu sangat penting buat proses belajar dan belajar, terus apakah belajar di bangku kuliah masih belum cukup? sangat belum cukup menurut saya karena dalam dunia kerja masalah dan hambatan itu sangat komplek dan rumit. Saat bekerja banyak ilmu yang saya dapat mulai dari ilmu menejemen, cara berkomunikasi, dan berkerjasama dengan rekan satu kantor. Selain itu, dengan bekerja saya jadi tahu mana tanggung jawad, mana tugas yang harus diselesaikan, bagaimana mengelola manejemen konflik dengan bos dan teman sekantor, bagaimana mengelola gaji dsb. Jadi kesimpulanya bekerja adalah proses di mana kita ditempa dan digodok hingga jadi orang yang bertanggung jawad, kreatif, sabar, dan loyal terhadap pekerjaan. Intinya, tempat bekerja kita adalah media kita untuk berproses dan mengembangkan diri.

Tiga 3 keluhan umum yang sering keluar dari para sarjana, #mencari kerja sulit, #membuka wirausaha mandiri susah, dan #kuliah lagi biayanya mahal. 3 hal tersebut adalah keluhan yang sering kita dengar dikalangan para remaja, mereka terkadang sudah pesimis dan menyerah dengan situasi. Padalah di luar sana ada banyak pemuda yang tidak beruntung bisa kuliah tapi masih bisa kerja dan membuka usaha sendiri. Gambaran sederhana ini adalah bentuk dari sempitnya cara berfikir dan lemahnya daya juang  kebanyakan anak muda.

Apakah benar mencari pekerjaan itu sulit? apakah kesulitan ini karena kita pilih-pilih kerjaan atau kita tidak memiliki kompentensi di bidang tertentu sehingga kita kalah bersaing atau memang tidak ada lowongan kerjaan? Sebelum kita berkata mencari pekerjaan itu sulit, seharusnya kita bisa intropeksi diri apa kelebihan dan kekurangan kita. Misalnya kalau kita minat dan jago dibilang penjualan berarti kita bisa melamar sebagai marketing. Kalau kita suka mengelola dan mengembangkan orang kita bisa melamar posisi sebagai HRD atau training coordinator, Kalau kita memiliki jiwa mengajar kita bisa melamar jadi Guru dan seterusnya. Jadi kesimpulannya kita harus tahu apa kompetensi kita dan kemana harus melamar.

Gimana kalau lulus kuliah kita buka usaha. Terus bidang usaha apa yang harus kita pilih, kuliner, fashion, atau yang lain? Modalnya gimana secara kita baru lulus kuliah dan orang tua tidak bisa memberi modal. Ini masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan para anak muda yang bingung mau buka usaha. Sebenarnya buka usaha memang tidak mudah. Butuh pemikiran dan kerja ekstra serta sabar dalam menjalaninya. Pertama jika kita bingung mau pilih jenis usaha apa, tanya diri kita sendiri kira-kira apa yang bisa kita buat dan apa yang mampu kita jual. Paling mudah untuk memutuskan jenis usaha yang akan kita buka adalah cari hal yang paling dekat dengan kita. misalnya kalau kita suka koleksi sepatu bisa kita jualan sepatu, kalau kita pinter masak kita bisa buka usaha kuliner dst. Karena dasar jualannya suka jika tidak laku pun kita tidak akan terlalu menyesal karena kita jualan karena dekat dengan hobi. Terus kalau mau usaha tidak punya modal gmn? ya pertama, kamu bisa pinjam uang orang tua atau bank. Jika itu tidak memungkinkan kita bisa menjadi reseller atau jual barang orang. Gimana caranya, mudah kamu kontak aja supplier barang yang kamu akan jual terus minta foto dan kamu bisa jual via online.

Kuliah lagi, ya kalau kamu ingin menjadi akademisi mungkin tepat kalau memutuskan untuk kuliah lanjut. Jika kamu tidak ada biaya kamu bisa mencari beasiswa unggulan, lpdp atau yang lain. Tapi ingat kuliah lagi bukan berarti anda akan semakin mudah mencari pekerjaan. Jadi sebelum memutuskan kuliah pastikan tujuan kamu mengambil studi lanjutan itu untuk apa, sehingga nanti kamu tidak bingung selepas lulus dari kuliah.