Kamis, 20 Agustus 2015

Transportasi dari lempunyangan ke UGM.

Halo sahabat, semoga tulisan ini bermanfaat.

Bagi orang Solo yang kuliah di Jogja mungkin naik kereta pramek adalah hal yang biasa. Hanya dengan 8rb kita sudah bisa sampe ke Jogja dengan pilihan opsi turun di stasiun Maguwo (bandara Adisucipto), stasiun Lempuyangan, dan stasiun Tugu. Buat temen-temen yang kuliah di UGM setelah turun di stasiun Lempunyangan, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menaik bis trans jogja, ojek, atau naik becak. Untuk ongkos paling murah mungkin pilihan naik bis trans Jogja bisa paling relevan karena dengan 3rb kita bisa sampe di selter terdekat dengan UGM. Kekurangan naik bis ini, kita harus jalan dulu agak jauh mencari selter yang dekat dengan pasar Lempuyangan. Kedua lama perjalanan karena Jogja udah riuh dan macet. sedangkan naik ojek untuk sampe ke UGM tarifnya berkisar 10-15rb, klo kita udah kenal dan akrab bisa turun menjadi 10rb atau 12rb tergantung pinter nawar. Kelebihan naik ojek waktu tempuh relatif singkat sekitar 15menit kalau gak macet. Opsi terakhir naik becak, becak adalah jenis transportasi tradisional yang akrab dengan telinga kita. Becak memiliki tiga roda ini dikayuh oleh bapak-bapak baik muda atau tua. Nah untuk naik becak tarif standar sampe UGM sekitar 15-20rb tapi umumnya harga yang ditawarkan 30rb, kalau kita bisa nawar tarif yang relevan ya sekitar 15rb.

Kenapa kita harus naik becak, padahal kalau naik bis atau ojek lebih murah dan cepat. Pertanyaan ini hanya bisa kita jawab dengan rasa ingin berbagi. Ketika melihat bapak-bapak itu dengan semangat dan ramah menawarkan jasa becaknya, satu hal yang saya pikirkan adalah kenapa harus ada profesi tukang becak. Setiap kali melihat tukang becak, saya selalu terbayang bapak-bapak tua, kurus, kulit hitam, dan berambut putih. Dalam benakku bapak sudahlah di rumah saja dan istirahatlah karena sudah tua, tapi realitanya mereka masih bersemangat untuk sekedar menyambung hidup bagi dirinya sendiri dangen jika ada rezeki lebih untuk pulang atau dikirim ke keluarganya di kampung. Namun terkadang saya juga melihat banyak tukang becak yang hanya tidur di siang hari dan judi dengan teman-temannya. Pernah saya berpikir tukang becak ini kerjanya santai sekali, padahal di saat yang sama banyak orang yang sibuk dan bekerja keras mereka malah tiduran. Saya tidak tahu alasan mereka tidur, bisa jadi mereka capek atau laper karena gak bisa beli makan pagi.

Pernah suatu ketika saya bertanya kepada penjual bakmi di depan lempuyangan, apakah tukang becak ini terkadang tidak laku jasanya. Jawab penjual itu 'ada mas bahkan ada yang 2hari gak dapat tamu dan gak punya uang terus ngutang jajan di sini'. Oh sungguh sedih ketika saya mendengar penjual itu bercerita, dengan sekali menengok ke tukang becak yang ada di seberang jalan, saya cuma bisa merenung dan berpikir apa yang bisa saya berikan ke mereka. Jawabanya adalah menggunakan jasa mereka. Dengan menggunakan jasa mereka, setidaknya kita bisa berbagi rezeki dengan mereka. Mungkin tidak banyak uang yang bisa kita berikan tapi setidaknya kita bisa memberikan kebahagian kepada mereka karena mereka bisa mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar