Belakangan ini, banyak sekali buku-buku baru yang dijual di berbagai toko buku di Indonesia, seperti di Gramedia, Togamas dsg. Buku-buku itu mulai dari yang bertema agama, penduan belajar dari sd - mahasiswa, novel, cerpen, buku motivasi dan buku-buku tips menjadi pengusaha/enterpreneur. Dari berbagai buku tersebut jelas menawarkan manfaat dan tujuan yang berbeda-beda bagi calon pembacanya. Jika ingin cepat kaya bisa membeli buku cepat menjadi kaya dalam 1 tahun, untuk menjadi pengusaha muda, anda bisa membeli buku atau tips menjadi entrepreneur muda dan seterusnya. Banyaknya ragam buku dan jenis buku yang dipasaran dan dengan seringnya diskon yang ditawarkan oleh sebuah toko, pasti menarik bagi kita untuk membeli buku tersebut. Namun yang jadi persoalan apakah nanti kita akan membaca buku itu setelah kita beli atau kita hanya sebagai korban dari strategi toko untuk meningkatkan penjualan, atau kita hanya sekadar membeli hanya untuk terlihat keren suka membaca dan hanya untuk menambah koleksi buku anda? mungkin jawaban itu anda sendiri yang bisa menjawadnya.
Membeli sebuah buku adalah yang sangat mudah untuk kita lakukan, jika kita mempunyai uang. Apalagi dengan diskon yang ditawarkan oleh toko tentu saja itu menjadi daya tarik tersendiri bagi kita. Membeli sebuah buku berbeda sekali dengan membeli sebuah sepatu atau baju karena kalau kita membeli buku berarti kita harus mau meluangkan waktu dan berkemauan untuk membuka buku itu. Buku yang mungkin berisi dengan ratusan ribu bahkan jutaan rangkaian kata di dalamnya bagi sebaian orang liat aja udah pusing apalagi membacanya. Hal itu jelas membutuhkan niat yang luar biasanya untuk mau membacanya, namum beda dengan saat kita membeli baju atau sepatu yang tinggal kita pake dan kita mendapatkan manfaat fashion secara singkat.
Dari analogi singkat tersebut jelas, kita bisa menjawad sendiri apa tujuan kita untuk membeli buku. karena membeli buku berbeda dengan membaca buku. Membeli hanya membutuhkan uang sedangkan membaca membutuhkan niat dari dalam hati untuk mendapatkan pengetahuan. Untuk sekadar mendapat pengetahuan dari buku sebenarnya kita tidak perlu membeli buku, cukup dengan kita pergi ke perpustakaan atau ke toko tersebut kita bisa membacanya. Jika melihat kondisi perpustakaan yang sepi dan hanya sekadar sebagai fasilitas tambahan sekolah, kampus, atau kota sepertinya masih bisa ditarik kesimpulan kalau minat baca masyarakat memang masih rendah. Budaya lisan yang kuat dari akar sejarah bangsa ini, mungkin sedikit banyak membawa pengaruh kita dalam hal suka membaca karena pada umumnya masyarakat kita lebih suka ngomong kosong tanpa dasar. Seperti kutipan Betran Russel yang menyatakan "semakin banyaknya orang bodoh yang percaya diri dan banyaknya orang pintar yang hanya diam, maka dunia ini dalam bahaya". Sangatlah membahayakan bukan ketika banyak orang yang jarang membaca dengan percaya diri berbicara dan menggurui orang lain?
Tulisan ini mungkin bersifat subjektif, karena saya yakin banyak juga orang yang membeli dan membaca buku itu setelah sesampainya di rumah. Ketakukan saya adalah kita hanya sebagai kaum konsumerisme buku yang membeli buku secara berlebihan karena diskon bukan sebagai konsumerisme membaca buku untuk mendapatkan pengetahuan baru. Tulisan sederhana ini semoga menjadi kritikan bagi diri saya sendiri dan semoga bisa menjadi penggelitik bagi pembaca lainnya.
Salam Prolove.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar