Selapas masa kuliah atau sekolah pastinya setiap orang punya harapan untuk segera bekerja. Hampir bisa disimpulkan 85 persen lulusan setara SMA dan sarjana berduyung-duyung untuk melamar dan mencari pekerjaan. Hal ini memang tidak sepenuhnya salah, karena saya pun pernah mengalami hal yang sama namun apakah langkah ini sepenuhnya benar semua tergantung darimana kita memandangnya.
Sesuatu yang mendasar ketika kita lulus kuliah atau sekolah tentunya kita akan merasa bangga dengan titel atau gelar yang diterima namun terkadang kebanggaan itu membawa diri kita ke sesuatu yang kurang tepat misalnya kita menjadi seorang yang sok mempunyai kemampuan dan gelar sehingga pilih-pilih pekerjaan. Sebenarnya sah-sah saja ketika kita mempunyai idealisme dan pilih-pilih pekerjaan yang terbaik namun terkadang kita juga harus melihat diri kita sendiri apakah kita mampu menggapai hal impian itu. Pernyataan ini bukannya untuk menggemobosi semangat atau apapun namun pernyataan ini bisa kita jadikan sebagai motivasi dimana kita lebih memperbaiki kompentesi diri kita.
Pengalaman pertama saya, setelah lulus kuliah adalah bekerja di salah satu sekolah perhotelan yang ada di kota Solo. Saat itu saya melamar sebagai seseorang yang dicari skillnya di bidang kebahasaan namun karena sesuatu hal saya malah dioper ke departeman lain yaitu departemen Industry Placement mungkin seperti career development program jika di universitas lainnya. Sekitar 4 kali seingat saya untuk mendapatkan pekerjaan itu. mulai dari interview hrd, kemudian lolos hingga ke vice direktur dan director. Dalam test itu saya lebih banyak mengalami dengan wawancara bahkan tidak sama sekali menggunakan test tertulis.
Ada banyak hal yang saya peroleh dari test wawancara cara itu terutama dari Ibu Endang, beliau adalah direktor yang saya anggap pintar dalam memainkan psikologis peserta test. Ingat ketika saya harus menjawad pertanyaan beliau ketika ditanya kamu mau gaji berapa? waktu itu jawaban saya adalah saya mau diminta sesuai dengan kebijakan kantor namum hal itu tampaknya salah jawaban bukan itu yang dia minta saya harus menyebutkan nomimal angka akhirnya saya minta 1,5jt karena saya lulusan S1. Saat itu tiba-tiba saya terkejut ketika dia melontarkan pernyataan kamu bisa apa minta gaji sebesar itu? aku pun kelabakan dan akhirnya muncul jawaban klasik saya pekerjaan keras bla..bla..bla. #basi banget pokoknya jawabanku. Ketika aku menjawad itu Ibu Endang pun langsung memotong semua orang juga bisa ngomong seperti itu, kemudian dia mengatakan yang saya butuhkan adalah orang yang tidak hanya mampu bicara tapi juga mampu mempertanggungjawadkan ucapannya.
Dari pengalaman itu ada satu hal yang penting untuk dipertimbangkan yaitu apa benar kita memang mampu melamar di posisi itu atau hanya sekadar iseng-iseng berhadiah. Karena menurut saya seperti memilih pekerjaan yang pas dan tempat yang tepat mampu mendidik karakter kita untuk menjadi pekerja yang baik. Jika kita dibesarkan di lingkungan kerja yang baik saya yakin saat kita keluar kita akan menjadi pekerja yang baik dan nantinya mempunyai nilai tawar yang bagus jika kita melamar di tempat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar