Jumat, 10 Agustus 2012

pengalaman

assalamualikum...ini mungkin hanya sebuah catatan kecil dari kisah2 yang sederhana yang terjadi di sekitar kita. catatan ini terinspirasi oleh seorang teman yang td duduk dibelakangku, waktu kami melaksanakan pengkukuhan sarjana di FSSR. sebuah catatan yang saya kira berarti bagi diriku sendiri dan tentunya bagi semua yang membacanya.

awalnya mungkin ini hanya sebuah cerita yang berisi tentang orang (temenku) yang kehilangan ortunya ketika kami sedang melakukan prosesi wisuda. terdengar suara berisik dan agak bernada dongkol itulah ucapan yang muncul dari temanku ketika dy berkata kalau bapaknya hilang entah kemana setelah kami dinyatakan sebagai sarjana. suara yang agak dongkol dan ngomong sana-sini tentang bapaknya yg hilang membuatku agak risi mendengarnya. dan saya berusaha untuk menenangkannya tp hasilnya nihil...

sungguh sesuatu yang tak terkendali ketika temenku td ngomong klo bapaknya orang desa yang ga tau kampus. dy berkata "apa bapak itu ga tau klo anaknya kuliah di sastra inggris, kalau hilang gini mbok tanya orang punya mulut apa ga digunakan buat tanya" udah bikin dongkol ae. udah tua mbok punya inisiatif tanya fakultas sastra itu mana" berkata dengan bahasa dan logat jawa serta gestur khas dy yang suka menggeleng2kan kepala seperti bingung sendiri. saat itu aku langsung menyela dy "udah tho mas ntar kan ya ketemu..sabar bapakmu udah tua" dy menjawad " lah iki enam orang nyari dy dan ga ketemu2" bapaku bikin emosi ae" bikin malu ae..! saat itu aq baru sadar kenapa orang ini tega berkata seperti itu, knp dy malah memaki2 bapaknya sendiri di depan banyak temennya..apakah itu bukan malah membuka aib bagi dirimu..? "dalam hati kecilku bertanya" sungguh tidak sadarnya bahwa orang tua itulah yang berperan besar sampe km gede dan membiayai seluruh kuliahmu tp kenapa kamu malah mengolok2 bapaknya di depan temen2mu..apakah itu tidak malah menjadi boomerang menjatuhkan martabat ortumu dan tentunya kamu sendiri..?" dalam batinku"

sadar atau tidak sadar orang tua, kakak, adik adalah orang2 yang pantas kamu cintai. meraka adalah orang2 yg dengan tulus iklhas membantumu ketika kamu sedang jatuh, tp dari kebanyakan orang tidak memperhatikan hal itu. bahkan aq sendiri. dari kejadian tadi aku baru sadar bahwa kita harus bisa menerima apapun keadaan orang tua kita, apapun keadaan kakak atau adik kita. kita lahir tidak diciptakan secara sempurna dan kita lahir tidak bisa memilih mau dilahirkan siapa karena itu misteri-Nya. tp hendaknya kita bersyukur atas apa yg kita miliki bukannya mengeluh terhadap apa yang kita jalani saat ini.

apapun keadaan ortu kita dan saudara kita, harusnya kita terima dengan lapang dada dan iklhas. karena meraka sejatinya adalah orang yg paling berharga, meraka adalah orang yg mencintai kita apa adanya, mereka adalah teman kita diwaktu sedih dan sedang jatuh, dan mereka adalah orang2 yang selalu ada ketika kita membutuhkannya. tp kebanyakan dari kita menghiraukan peran meraka. kita biasanya hanya memandang sebelah mata terhadap apa yang meraka lakukan pada kita. dan kita malah lebih menghargai orang lain, lebih menyayangi pacar, sahabat ataupun teman..padahal itu semau kliru..

ingatlah disaat kita jatuh sakit apakah kita akan seorang teman, pacar atau sehabat akan selalu menjaga dan merawat kita dengan tulus dan ikhlas? jawabanya tidak..tp apakah ortu dan saudara kita yg akan selalu merawat dan menjaga kita dengan tulus dan iklhas? jawadnya iya..

disaat kita butuh uang apakah orang lain akan memberikan uang dengan iklhas n tulus? jawabannya tidak...tp disaat kita butuh uang dan minta uang kepada ortu apakah mereka akan membrikan uang itu dengan tulus dan ikhlas? jawabanya iya..

disaat kita membutuhkan bantuan dan ketika kita sedang kesulitan apakah temen anda akan selalu siap sedia membantu anda? jawabannya belum tentu iya...

dari 3 pertanyaan td harusnya kita sadar bahwa orang tua dan saudara kita adalah orang2 yg selalu siap sedia dengan iklhas dan tulus membantu kita dalam segala kemungkinan. mereka adalah orang2 kuat yang mampu menjadi penyokong kita di saat kita dalam kondisi rapuh,..dan kesimpulanya di saat kita jatuh yg pertama merasakan sakitnya adalah ortu dan saudara kita bukan teman, sahabat atau orang laen. teman, pacar, sahabat hanyalah sebuah ikatan emosi yang itu sifatnya sementara tidak seabadi ikatan batin antara ortu,dan kakak atau adik kita..maka dari itu hendaknya kita mendahulukan kepentingan keluarga kita bukan kepentingan orang laen di saat keluarga kita sedang membutuhkan kita..

inilah sedikit catatan saya mungkin bermanfaat,,"wiji rocha"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar