Halo semoga tulisan yang saya share bermanfaat.
Petualangan saya menjadi seorang wirausaha bermula di tahun 2011-2012. Selepas menimba ilmu ( resign bekerja) di sebuah kampus LPK perhotelan di Solo, saya mencoba untuk berjualan mulai dari jam tangan hingga ke batik. di Akhir tahun 2011 bulan september saya mulai jualan online jam tangan, berbekal hobi mengenakan jam tangan saya mulai menjaul jam tangan KW yang saya ambil di Jogjakarta. Penjualan jam tangan pada waktu itu lumayan tapi setelah saya kehilangan kontak supplier kemudian jualan jam tangan itu pun berhenti.
Awal tahun 2012 saya kemudian mencoba jualan batik. Berbekal sedikit ilmu yang ditularkan oleh adik, saya mencoba ikut jualan batik dari mulai online hingga saya harus membawa barang dagangan saya ke kampus UGM. Tanpa rasa malu saya membuka dagangan saya selepas kuliah tp sayang dari apa yang saya lakukan sepertinya respon dari teman tidak terlalu baik mungkin karena jogja juga sentra batik dan ditambah product knowledge yang kurang baik.
Lepas jualan batik di akhir-akhir semester saya mencoba kembali untuk berjualan jam tangan second alhamulilah penjualan lancar tapi seiring berjalannya waktu makin sedikitnya koleksi jam karena kalah dalam berburu, jualan jam tangan pun harus saya tinggalkan. Di sisi lain semakin banyaknya penjual yang jualan jam tangan di media sosial membuat kompetisi semakin berat. Alhasil jualan berhenti.
Akhirnya saya berpaling ke jualan sepatu dengan merk warrior, bermula dari iseng-iseng mencari kenangan masa smp akhirnya nemu brand tersebut di salah satul toko sepatu di jogja. Beli satu kemudian saya jual lagi dengan untung 20rb lumayan buat ongkos bensin dan makan. Dari situ lambat laun semakin menarik, banyak orang yang minat ketika saya posting sepatu itu di OLX. Permintaan sepatu lumayan tapi satu sisi stok toko habis dan tidak ada lagi akhirnya bingung harus mencari kemana. Melihat kondisi itu, saya mencoba untuk mencari merk warrior ke seluruh toko di jogja dan hasilnya nihil. Tidak menyerah saya akhirnya nyari di kota Solo dan alhamdulilah ketemu dan penjualan pun berjalan hingga pada titik dimana saya sudah bisa membeli sebanyak 2 lusin (ah itu prestasi terbesar dari perjalan ini) dari uang sendiri *karena usaha memang tidak didukung orang tua, pengennya si anak jadi dosen tp alhamulilah sekarang usaha dan jadi dosen terbang.
Saat mulai berani ambil stok masalah muncul lagi, karena yang laku cuma size 39-43 dan size 37-38 tidak laku atau mati ukuran. Hingga berminggu-minggu akhirnya baru laku dan itu untungnya. Berjalan ke depan ada titik dimana saya dalam sebelum hanya laku 2pcs dengan untuk 35rb karena pembeli minta diskon. Situasi itu ada di bulan maret 2016 rasanya pengen nyerah dan udah beberapa kali menghubungi teman untuk minta kerjaan. Namun, dengan kesabaran situasi itu berubah di bulan april penjualan meningkat seiring dengan reseller pertama mas badrun dari banten. Dari hasil penjualan mas badrun saya mulai berani ambil stok dari 2 ke 6 lusin hingga saat ini bisa ambil 20 lusin.
Berbekal media sosial saya membranding kembali brand tersebut, butuh waktu relatif lama hingga brand tersebut sekarang berada di titik puncaknya. Dari dulu hanya saya yang jaulan sepatu warrior di media sosial dan olx sekarang semuanya jualan dengan barang dan merk yang sama. Mungkin ini lah yang saya panen brand tersebut mulai bangkit dari akar dan tumbuh berkembang dengan cepat. Namun, berkembangnya brand ini juga membawa dampak negatif juga bagi saya, bagai boomberang yang tiba-tiba menyerang ke arah saya. Kompetitor yang tidak ikut menanam sudah mulai ikut memanen buahnya dan akhirnya persaingan itupun terjadi pada saat ini (awal 2017). Keadaan ini sudah saya prediksi sebelumnya dan saya sudah menyiapkan strategi lain untuk bersaing. Dinamis, kreatif, dan oppurtunis itulah hakikat pengusaha. Perang warrior sudah dimulai siapa yang bertahan dia yang menang dan siapa yang punya modal dia yang belum tentu menang. Selamat jalan sepatu warrior sparta.